Multimedia Learning (Prinsip-prinsip Desain Multimedia)

MULTIMEDIA LEARNING

(Prinsip-Prinsip Desain Multimedia)

Sebagai calon pendidik baik nya kita dapat ber-inovasi dalam model pembelajaran. Salah satunya dengan memanfaat kan media sebagai model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima materi-materi yang di sampaikan pendidik.



Dalam multimedia sendiri terdapat beberapa prinsip yang baik nya di terapkan secara terus menerus guna memaksimalkan penyampaian materi terhadap peserta didik. Dalam artikel ini akan di jelaskan prinsip-prinsip desain multimedia yang di kutib dari buku Multimedia Learning serta pertanyaan-pertanyaan yang sering di tunjukan terhadap multimedia sepeti:
1.    Apa saja prinsip-prinsip desain multimedia?
2.    Apa saja pertanyaan yang berkaitan tentang multimedia?
3.    Bagaimana kontribusi dan tantangan riset tentang multimedia learning?

Berikut penjabaran mengenai hal-hal tersebut di atas:

A.     Prinsip Desain Mutimedia

Dalam buku Multimedia Learning dalam bab terakhir di rangkumkan bahwa prinsip-prinsip dasar desain multimedia ada tujuh. Yakni: multimedia, keterdekatan ruang, keterdekatan waktu, koherensi, modalitas, redundansi dan perbedaan individu. Yang mana prinsip-prinsip tersebut di sajikan sebagai resep untuk bagaimana mendesain presentasi multimedia.

Dalam penulisan buku Multimedia Learning sendiri di maksudkan untuk meningkatkan pengetahuan kita tentang bagaimana orang belajar dari kata-kata dan gambar-gambar serta untuk meningkatkan mutu desain presentasi multimedia. Jadi, prinsip-prinsip tersebut harus di gunakan dalam cara-cara yang konsisten dengan apa yang kita tahu tentang bagaimana orang belajar dari kata-kata dan gambar-gambar.


Adapun di bawah ini dalam buku Multimedia Learing penulis merangkum bukti-bukti empiris berdasarkan tes retensi dan tes transfer yang di lakukan penulis buku Multimedia Learing beserta koleganya.



Adapun di bawah ini merangkum tes empiris bagi tujuh pengaruh transfer.


B.     Pertanyaan Tentang Multimedia

Materi yang di rangkum dalam figur 1, 2 dan 3 memberi jawaban atas beberapa pertanyaan di bawah ini.
Apakah Multimedia Bisa Bekerja ?

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut di mulai dengan pendefinisian mengenai “multimedia” serta apa yang di maksud dengan “bisa bekerja”. Dalam buku Multimedia Learing gambaran dari “multimedia” sangat sederhana yakni presentasi multimedia yang terdiri atas pesan-pesan verbal dan visual yang terkoordinasi.
Sementara definisi tentang apakah presentasi multimedia “bisa bekerja” adalah di dasarkan pada dua ukuran dependen: retensi dan transfer. Dari kedua definisi tersebut, maka pertanyaan pertama dapan di pertegas sebagai berikut. “apakah murid yang belajar dari kata-kata dan gambar-gambar bisa berkinerja lebih baik dalam tes transfer dan retensi dari pada murid-murid yang belajar dari kata-kata saja?”.
Jika pertanyaanya sudah terarah akan mudah untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dalam prinsip pertama yang tertera dalam figur 1, menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Sebagaimana dapat di lihat pada nomer satu figur 1 dan 2. Dapat di nyatakan “murid-murid berkinerja lebih baik dalam tes transfer dan tes retensi saat mereka belajar dari kata-kata dan gambar-gambar dari pada dari kata-kata saja”. Hasil tersebut membuktikan secara jelas dan konsisten bahwa multimedia memang bisa bekerja.

 

Kapan Multimedia Bekerja?

Pertanyaan berikutnya dapat di arahkan sebagai  berikut “kapan multimedia bisa bekerja?” banyak nya riset yang di sajikan dalam buku Multimedia Learing dapat memberikan jawaban.
Dalam buku Multimedia Learing landasan dari jawaban terhadap pertanyaan “kapan” multimedia bisa bekerja yakni dengan lima kondisi/syarat yang mengarah ke presentasi multimedia efektif yakni keterdekatan ruang, keterdekatan waktu, koherensi, modalitas dan redundansi yang telah di jabarkan pada figur 1.

 

Untuk Siapa Multimedia Bekerja?

Dalam buku Multimedia Learing di katakan tidak banyak yang bisa di ketahui tentang siapa yang bisa menarik belajar lebih dari multimedia. Tetapi setidaknya dalam figur 1, 2 dan 3 pada nomer terakhir menggambarkan bahwa presentasi multimedia yang didesain dengan baik bisa bekerja paling optimal untuk murid-murid yang memiliki pengetahuan awal lebih rendah dari pada yang lebih tinggi  tentang masalah yang menjadi subjek.

 

Bagaimana Multimedia Bekerja?

Hasil yang paling konsisten yakni dengan teori kognitif multimedia learing, yang di dasarkan pada tiga asumsi yakni: bahwa Orang memiliki saluran auditori dan saluran visual yang terpisah, bahwa saluran-saluran itu memiliki kapasitas yang terbatas,  dan bahwa pembelajaran yang penuh makna itu melibatkan orang secara aktif memilih, menata dan memadukan informasi auditori dan visual.
Dengan demikian pertanyaan tersebut dapat di  jawab oleh figur 1, 2 dan 3. Dimana di jelaskan pengaaruh desaain serta ke-konsistenan dengan teori kognitif multimedia learing yang telah di jelaskan kelompok sebelumnya.

 

Apa Yang Membuat Presentasi Multimedia Jadi Efektif?

Mari kita mulai dengan fokus pada presentasi multimedia berbasis-komputer untuk mencari penjelasan bagaimana sesuatu bekerja dengan menggunakaan animasi dan narasi.
Dalam buku multimedia learing di sebutkan presentasi multimedia berbasis komputer paling efektif adalah concise narrated animation (CNA) di gambarkan sebagai narasi singkat dan padat. Adapun karakteristik CNA akan di rangkum di bawah ini:


 C.     Kontribusi dan Tantangan Riset Tentang Multimedia Learing

Kriteria penting bagi multimedia adalah tentang apa yang bisa dipelajari manusia dari presentasi. Tujuan dari buku multimedia learing sendiri adalaah memberikan pendekataan ilmiah bagi pengembangan prinsip-prinsip desain. Keuntungan dari pendekatan ini adalah membuat kita bisa menentukan apakah prinsip-prinsip itu bisa bekerja. Sementara itu kerugianya yakni pendekatan tersebut menyebabkan kita mempersempit fokus.

Ringkasnya, multimedia learing menawarkan cara dahsyat potensional bagi kita untuk memahami berbagai hal yang sulit di jelaskan dengan kata-kata saja. Buku multimedia learing menunjukan manfaat potensional dari pembelajaran yang melibatkan pemaduan terstruktur antara kata-kata dan gambar-gambar. Ini memberi pencerahan bagaimana kita bisa meningkatkan pesan-pesan verbal yang sudah lama menjadi basis bagi kebanyakan intruksi pembelajaran.

Buku multimedia learing dapat di katakan sukses jika buku  tersebut dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pemahaman tentang bagaimana meningkatkan pembelajaran penuh makna melalui pemaduan kata-kata dan gambar-gambar.


KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahasan di atas, maka kami dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.    Dalam buku Multimedia Learning dalam bab terakhir di rangkumkan bahwa prinsip-prinsip dasar desain multimedia ada tujuh. Yakni: multimedia, keterdekatan ruang, keterdekatan waktu, koherensi, modalitas, redundansi dan perbedaan individu
2.    Ada lima pertanyaan yang muncul mengenai multimedia. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat di jawab dengan jelas jika memahami isi dari rangkuman figur 1, 2 dan 3.
3.    Buku multimedia learing dapat di katakan sukses jika buku  tersebut dapat membantu pembaca dalam meningkatkan pemahaman tentang bagaimana meningkatkan pembelajaran penuh makna melalui pemaduan kata-kata dan gambar-gambar.


DAFTAR PUSTAKA

Mayer, R.E. 2009. Multimedia Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.



0 Response to "Multimedia Learning (Prinsip-prinsip Desain Multimedia)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel