Peran Media Dalam Humas dan Layanan Publik
Hubungan media adalah aktivitas komunikasi yang dilakukan oleh individu ataupun profesi humas suatu organisasi untuk menjalin pengertian dan hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian publikasi organisasi yang maksimal serta berimbang (balance). Hubungan media banyak dikaitkan dengan konteks pemberitaan yang tidak berbayar atau publisitas positif.


Dalam profesi humas hubungan media juga sering kali dipahami sebagai penanganan krisis dengan memberitakan tentang hal-hal positif tentang perusahaan saat perusahaan sedang dilanda berita negatif. Pada saat krisis cara terbaik penanganan hubungan media oleh humas adalah dengan mengakui dan memperbaiki kesalahan dengan menginformasikan usaha-usaha ke depan. Dalam hal ini baik media massa maupun humas dalam posisi saling memanfaatkan dan saling diuntungkan (simbiosis mutualisme).
Humas dan hubungan pers (public relations dan press relations),keduanya biasa disingkat PR) sering dianggap sama. Tentu saja anggapan ini salah, karena hubungan pers tersebut hanya merupakan salah satu bagian dari humas. Kegunaan hubungan pers bergantung pada sejauh mana peranan dan keberadaan mediamassa itu sendiri serta tingkat penerimaannya oleh masyarakat. Karena itu hubungan pers lebih populer di negara-negara industri yang sudah maju, yang sebagian besar penduduknya tinggal di daerah-daerah perkotaan di mana media massa ada dalam jumlah serta variasi yang berlimpah. Dengan demikian, dalam artikel ini akan di bahas mengenai beberapa hal sebagai berikut:
- Bagaimana hubungan media dengan humas dan layanan publik?
- Bagaimana peran strategi memanfaatkan media dalam humas dan layanan publik ?
- Bagaimana teknik pemanfaatan media terhadap humas dan layanan publik?
- Bagaimana peran media pers dalam humas ?
Related
PERAN MEDIA DALAM HUMAS DAN LAYANAN PUBLIK
A. Hubungan Media dengan Humas
Menurut Al & Laura Ries, dalam bukunya The Fall of Advertising and The Rise of PR mengemukakan bahwa “Untuk dapat memenangi kompetisi, satu-satunya cara untuk mengalahkan kompetitor adalah dengan cara memenangkan pertempuran di media massa”.
Dalam Teori Media Klasik Marshall McLuhan, mengatakan bahwa manusia beradaptasi terhadap lingkungan melalui keseimbangan atau rasio pemahaman tertentu, dan media utama dari massa tersebut mengahadirkan rasio pemahaman tertentu yang mempengaruhi persepsi.
Pada tahun 1990, Mark Poster meluncurkan buku besarnya, The Second Media Age, yang menandai periode baru dimana teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Hubungan pers (press relations) adalah upaya-upaya untuk mencapai publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak dan organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Hubungan dengan Wilayah PR yang paling mencolok adalah hubungan dengan pers, karena dalam masyarakat industri yang sudah bebas buta huruf, pers merupakan wahana komunikasi massa yang utama.
Media yang digunakan terdiri dari:
- Media cetak (Koran, majalah, tabloid)
- Media elektronik (TV, radio)
- Media online
Prinsip-prinsip Menciptakan dan Membina Hubungan Pers dengan Baik
- Memahami dan melayani media. Dengan berbekal semua pengetahuan hal hal penting dalam pers, seorang praktisi humas akan mampu menjalin kerja sama dengan pihak media, ia juga akan dapat menciptakan suatu hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan.
- Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Parapraktisi humas harus senantiasa siap menyediakan atau memasok materi-materi yang akurat di mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah ia akan dinilai sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya oleh para jurnalis.
- Menyediakan salinan yang baik. Misalnya saja menyediakan reproduksi foto-foto yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi input langsung melalui komputer (teknologi ini sangat memudahkan koreksi dan penyusunan ulang dari suatu terbitan, seperti siaran berita atau news release), penyediaan salinan naskah dan foto-foto yang baik secara cepat menjadi semakin penting.
- Bekerja sama dalam penyediaan materi. Sebagai contoh, petugas humas dan jurnalis dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu pers dengan tokoh-tokoh tertentu.
- Menyediakan fasilitas verifikasi, Para praktisi humas juga perlu memberi kesempatan kepada para jumalis untuk melakukan verifikasi (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima. Contoh konkretnya, para jurnalis itu diizinkan untuk langsung menengok fasilitas atau kondisi-kondisi organisasi yang hendak diberitakan.
- Membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang kukuh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh keterbukaan, kejujuran, kerja sama, dan sikap saling menghormati profesi masing-masing.
Beberapa hal yang Penting dilakukan seoarng PR. Hubungan PR dengan wartawan bersifat profesional. PR juga perlu memiliki kemampuan praktik jurnalisme, PR harus mampu mengenal wartawan dan redaktur secara personal. PR jangan bersikap diskriminatif terhadap wartawan atau media massa.
B. Strategi Memanfaatkan media dalam humas
Sebagai salah satu komponen public yang penting, keberadaan media harus mendapat perhatian praktisi Humas. Media dengan berbagai ragam dan karakteristiknya, menjadi mitra yang turut mendukung seluruh aktivitas organisasi, termasuk Humas. Peran media sangat strategis dalam menyebarluaskan informasi kepada publik. Lebih dari itu, media pun akan menjadi mitra ideal dalam melakukan kontrol sosial: apakah Humas sebagai fungsi manajemen selalu berada dalam koridor yang tepat atau tidak.
Sejalan dengan perubahan sosial politik di Indonesia, berbagai ragam dan bentuk media pun bermunculan. Pada era reformasi ini, media massa nampaknya menikmati suasana yang semakin bebas yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang terjadi pada masa lampau. Dewasa ini, kehidupan media semakin kondusif sejalan dengan penerapan berbagai perangkat undang-undang atau peraturan, misalnya: UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers. Undang-undang ini telah mendorong semakin leluasanya media massa untuk menjalankan fungsi komunikasi serta fungsi ekonomi di tengah masyarakat yang membutuhkan peran media. Begitupun dalam bidang penyiaran pun, hadirnya UU no 32 tahun 2002 tentang penyiaran telah memungkinkan media televisi berkembang semakin pesat. Di luar media konvensional, dewasa ini perkembangan media sosial pun semakin pesat. Sebagai misal, media online, dalam berbagai hal memiliki keunikan yang mungkin agak berbeda dengan media konvensional lainnya. Begitupun berbagai media sosial lain, seperti twitter, facebook dan sebagainya, kini tumbuh semakin pesat. Dengan demikian pertumbuhan media yang makin pesat telah memungkinkan seluruh praktisi Humas memiliki ruang untuk menyampaikan informasi kepada publik.
Sesungguhnya, dari perspektif komunikasi, tumbuh dan berkembangnya berbagai media merupakan indikator bahwa bahwa kita hidup sebagai bangsa yang kian demokratis. Kita memiliki berbagai sarana komunikasi untuk mengekspresikan pikiran dan pendapat kita.
Tapi pada sisi lain, media massa yang semakin bebas dan leluasa akan membawa tantangan tersendiri bagi para praktisi Humas. Banyak persoalan muncul seiring perkembangan berbagai media massa. Misalkan, persoalan yang berkaitan dengan pemberitaan media yang mungkin tidak akurat, belum lagi persoalan lain seperti kredibilitas media.
Dalam konteks ini, maka diperlukan adanya pemetaan terhadap media. Kegiatan pemetaan media dilakukan untuk membantu para praktisi Humas mengetahui gambaran atau informasi mengenai karakteristik, jenis, serta kebijakan pemberitaan dari setiap media sehingga pada akhirnya, praktisi Humas bisa menentukan, bagaimana seharusnya berhubungan dan berkomunikasi dengan media. Menyusun, mengklasifikan serta membuat dokumentasi menyangkut profil media massa secara baik, akan sangat membantu para praktisi Humas dalam merancang komunikasi dengan media. Sebagai misal, media massa cetak yang kini tumbuh dengan sangat pesat, tentu memiliki segmentasi khalayak yang berbeda berdasarkan geografis, status sosial ekonomi serta pendidikan. Namun upaya-upaya untuk melakukan pemetaan media sangat bergantung pula pada sejauh praktisi Humas memiliki bekal berkaitan dengan riset dalam bidang media, baik riset kuantitatif maupun secara kualitatif.
Banyak metode yang digunakan PR untuk membangun Media Relations yang baik dengan Media Massa, berikut metode - metodenya :
- Konferensi Pers : metode ini sering sekali kita dengar, khususnya dalam dunia entertaiment. Bagi seorang PR, Konferensi Pers sangat efektif untuk mengklarifikasi krisis atau isu yang terjadi dalam organisasi tersebut. Ciri - ciri dari Konferensi Pers biasanya diadakan dalam sebuah ruangan yang disitu telah ada beberapa awak media yang sengaja diundang untuk menyebarkan informasi atau pesan yang disampaikan. Bagi seorang Jurnalis konferensi pers tentu saja bermanfaat, sebab wartawan tidak perlu lagi mencari - cari berita atau mengejar narasumber yang tidak jelas keberadaannya.
- Media Release : Metode ini sering disebut sebagai Press Release. Press Release adalah teks berita yang dibuat oleh PR mengenai isu atau pengenalan produk dan sosialisasi kebijakan kepada jurnalis dengan harapan akan dimuat dalam media massa. Tanpa adanya hubungan yang baik terlebih dahulu antara Humas dan Media Massa maka dapat dipastikan kecil kemungkinannya Press Release yang telah dikirimkan akan dimuat.
C. Teknik Pemanfaatan Media dalam Humas
Dalam hal ini praktisi ke humasan dan layanan publik perlu memanfaatkan media massa untuk memberikan performansi organisasi dari berbagai dimensi. Charles Prout dalam bukunya Organizations and Function of the Corporate Public Relation Department mengungkapkan cara yang bisa ditempuh dalam memanfaatkan media massa:
- Periklanan (advertising). Ini merupakan cara yang paling umum dan sering digunakan oleh organisasi pemerintah maupun swasta, dalam rangka mengejar publisitas sekaligus meraih profit. Periklanan dianggap cukup efektif dalam menyampaikan informasi. Tetapi komunikasi dalam periklanan bersifat pasif. Karena audiens tidak bisa langsung merespon komunikasi yang disampaikan lewat iklan. Tetapi keuntungannya, iklan bisa digunakan dalam jangka waktu relatif panjang dan bisa memberi pengaruh dalam waktu cukup lama.
- Siaran Pers (Press Release). Aktivitas siaran pers selalu berhubungan dengan media massa, baik media massa cetak, elektronik ataupun cyber media. Bentuk dari press release ini berupa news story, playing story, maupun entertainment press yang dimuat dalam media untuk disiarkan kepada pemirsa ataupun publik.
- Wisata Pers (Press Tour). Mengajak insan pers bersama-sama melakukan perjalanan wisata sambil menyampaikan informasi-informasi penting tentang organisasi, cukup efektif memancing kegairahan insan pers dalam menyampaikan informasi kepada publik. Jadi tidak ada salahnya sesekali melakukan wisata pers. Asal situasi, kondisi dan dananya memungkinkan, cara ini bisa dipilih untuk menyebarkan informasi seputar organisasi.
- Jumpa Pers (Press Conference). Cara yang satu ini paling efektif untuk menyampaikan berita-berita dan kegiatan lembaga pendidikan kepada masyarakat. Karena, masyarakat dalam hal ini bisa langsung bertanya dan memberi pendapat kepada pihak lembaga sekiranya diperlukan. Cara ini juga cukup efektif untuk membina persahabatan antara organisasi dan insan pers. Tapi dalam mengundang wartawan, perlu bersikap selektif. Undanglah wartawan dari media yang bercitra baik. Sehingga tidak akan muncul 'wartawan tanpa media' yang sekedar datang tapi tidak pernah menulis berita.
D. Peran Media Pers
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media berarti sarana atau alat. media massa berarti sarana komunikasi bagi masyarakat bisa berupa koran, majalah, tv, radio, internet, telepon, dsb. Media cetak yaitu alat komunikasi massa yang diterbitkan dalam bentuk cetakan seperti koran atau majalah. Media elektronik berarti media yang berupa elektronik seperti tv dan radio. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesan-pesan dari sumber kepada khalayak (menerima) dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, TV.
Secara garis besar media massa itu terdiri dari media cetak, media elektronik, dan media online. Media cetak itu seperti koran, majalah, suratkabar, tabloid, buku, dsb. Media elektronik yaitu tv, radio, dan film. Media online adalah informasi yang kita dapat melalui internet(cyber).
Media massa mempunyai peran dan fungsi sehingga media massa dapat memberi pengaruh terhadap masyarakat, baik pengaruh negatif maupun positif. Seiring dengan perkembangannya maka ada pengaruhnya baik dari segi negatif, misalnya iklan rokok yang menarik akan membuat anak-anak yang melihatnya tertarik untuk mengonsumsi rokok. Acara-acara TV yang isinya menggunakan tipuan mata, aksi, atau hal-hal yang ekstrem member dampak buruk bagi penonton yang mungkin akan menirunya. Pemberitaan media yang salah juga dapat mempengaruhi perspektif masyarakat terhadap suatu masalah yang dibahas.
Media massa merupakan sarana yang besar pengaruhnya terhadap masyarakat. Meskipun tidal semua berita dari media itu benar 100%. Sedangkan dari sisi positifnya media massa mempengaruhi masyarakat adalah misalnya sebagai media sosialisasi yang paling efektif. Bakat-bakat masyarakat khusunya anak muda juga lebih banyak diekspos oleh media massa sehingga mendapat apresiasi yang bagus dari masyarakat lain. Media massa juga membuat masyarakat di daerah lain yang jauh mengetahui informasi atau berita dari suatu daerah yang berbeda. Pengetahuan masyarakat juga semakin luas dengan adanya media massa. Dengan banyaknya media massa juga membantu dengan terciptanya banyak lapangan kerja seperti jurnalis, penjual koran, dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Ikbal Barlian. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah, Menuju Sekolah Berprestasi. Jakarta: Esensi.
Ngalim, Puanto 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosda.
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Pustaka setia.
Ngalim, Puanto 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Rosda.
Herabudin. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung : Pustaka setia.
Artikel ini terdiri dari beberapa sumber internet antara lain :
http:// Wikipedia.com
http:// Unpad.ac.id
http:// Unikom.ac.id
http://www.lspr. /pemetaan-media-dalam-kegiatan-humas/
http://themediaormedia.blogspot.co.id/2015/04/strategi-media.html
http:// Wikipedia.com
http:// Unpad.ac.id
http:// Unikom.ac.id
http://www.lspr. /pemetaan-media-dalam-kegiatan-humas/
http://themediaormedia.blogspot.co.id/2015/04/strategi-media.html
0 Response to "Peran Media Dalam Humas dan Layanan Publik"
Post a Comment