Sistem Informasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sekolah merupakan sebuah sistem yang memiliki tujuan. Berkaitan dengan upaya mewujudkan tujuan tersebut, seringkalian masalah dapat muncul. Masalah-masalah itu dapat di kelompokan sesuai dengan tugas-tugas administratif yang menjadi tanggung jawab administrator sekolah, sehingga merupakan substansi tugas-tugas administratif kepala sekolah selaku administrator. Di antaranya adalah tugas yang di kelompokan menjadi substansi perlengkapan sekolah.
Sarana dan Prasarana sekolah merupakan salah satu faktor penunjang dalam pencapaian keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Tentunya hal tersebut dapat dicapai apabila ketersedian sarana dan prasarana yang memadai disertai dengan pengelolaan dan pemanfaatan secara optimal.
Sebagai kepala sekolah yang merupakan menejer dalam sekolah memperperhatikan secara maksimal dalam memenuhi sarana prasarana sekolah yang di kelolanya. Dengan demikian, maka dalam artikel kali ini akan di bahas mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan sarana prasarana yang memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen.
A. Pengertian Sistem Informasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sistem informasi sarana dan prasarana merupakan sistem informasi berbasis web yang berfungsi untuk melakukan pendataan sarana dan prasarana. Pada umumnya sistem informasi sarana dan prasarana menangani pengolahan data sarana dan prasarana meliputi proses pengadaan, pendistribusian, perbaikan hingga pemusnahan sarana dan prasarana. Proses awal yaitu pengajuan usulan pengadaan sarana dan prasarana, kemudian pemeriksaan dan penyimpanan barang yang telah diterima dari hasil pengadaan, pendistrbusian sarana dan prasarana ke gedung maupun ruang yang ada.[1]
Pengertian Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan, khususunya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Pengertian prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, taman, sekolah, jalan menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi, halaman sekolah, sebagai sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.[2]
Maka, Sistem Informasi Manajemen Sarpras adalah aplikasi berbasis online yang bisa diakses oleh setiap madrasah untuk mengajukan permohonan penambahan maupun perbaikan sarana dan prasarana seperti ruang kelas, perpustakaan, LAB dan lain-lain.
B. Bagian-Bagian SIM Sarana Dan Prasarana
Sarana pendidikan itu berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi:
1. Alat pelajaran
Alat pelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk rekam-merekam bahan pelajaran atau alat pelaksanaan kegiatan belajar. Yang disebut dengan kegiatan “merekam” itu bisa berupa menulis, mencatat, melukis, menempel (di TK).
Papan tulis, misalnya, termasuk alat pelajaran jika digunakan guru untuk menuliskan materi pelajaran. Termasuk juga kapur (untuk chalkboard) atau spidol (untuk whiteboard) dan penghapus papan tulis. Buku tulis, pensil, pulpen atau bolpoin, dan penghapus (karet stip dan “tipeks”), juga termasuk alat pelajaran.
Alat pelajaran yang bukan alat rekam-merekam pelajaran, melainkan alat kegiatan belajar, adalah alat-alat pelajaran olah raga (bola, lapangan, raket, dsb.), alat-alat praktikum, alat-alat pelajaran yang digunakan di TK (gunting, kertas lipat, perekat dsb), alat-alat kesenian dalam pelajaran kesenian, alat-alat “pertukangan” (tukang pahat, tukang kayu, tukang anyam, tukang “sunggi”/tatah wayang, dsb.) dalam pelajaran kerajinan tangan.
2. Alat peraga
Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan untuk meragakan (mewujudkan, menjadikan terlihat) objek atau materi pelajaran (yang tidak tampak mata atau tak terindera, atau susah untuk diindera).
Manusia punya raga (jasmani, fisik), karena itu manusia terlihat. Dengan kata lain, bagian raga dari makhluk manusia merupakan bagian yang tampak, bisa dilihat (bagian dalam tubuh manusia pun bisa dilihat, tentu saja jika “dibedah”). Itu intinya “meragakan,” yaitu menjadikan sesuatu yang “tak terlihat” menjadi terlihat. Dalam arti luas yang tak terindera (teraba untuk yang tunanetra).
Alat peraga suka dibedakan menjadi dua macam, yaitu alat peraga langsung, dan alat peraga tidak langsung.
a. Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda).[3]
b. Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian terhadap benda sesungguhnya. Berturut-turut dari yang konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga dapat berupa: Benda tiruan (miniatur), Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian ini, ada lagi alat peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Sebagai contoh jika guru akan menerangkan bagaimana orang: berkedip, mengengadah, melambaikan tangan, membaca dan sebagainya, maka tidak perlu menggunakan alat peraga. Tetapi ia memperagakan.[4]
2. Alat peraga
Alat peraga adalah segala macam alat yang digunakan untuk meragakan (mewujudkan, menjadikan terlihat) objek atau materi pelajaran (yang tidak tampak mata atau tak terindera, atau susah untuk diindera).
Manusia punya raga (jasmani, fisik), karena itu manusia terlihat. Dengan kata lain, bagian raga dari makhluk manusia merupakan bagian yang tampak, bisa dilihat (bagian dalam tubuh manusia pun bisa dilihat, tentu saja jika “dibedah”). Itu intinya “meragakan,” yaitu menjadikan sesuatu yang “tak terlihat” menjadi terlihat. Dalam arti luas yang tak terindera (teraba untuk yang tunanetra).
Alat peraga suka dibedakan menjadi dua macam, yaitu alat peraga langsung, dan alat peraga tidak langsung.
a. Alat peraga langsung, yaitu jika guru menerangkan dengan menunjukkan benda sesungguhnya (benda dibawa ke kelas, atau anak diajak ke benda).[3]
b. Alat peraga tidak langsung, yaitu jika guru mengadakan penggantian terhadap benda sesungguhnya. Berturut-turut dari yang konkrit ke yang abstrak, maka alat peraga dapat berupa: Benda tiruan (miniatur), Film, Slide, Foto, Gambar, Sketsa atau bagan. Disamping pembagian ini, ada lagi alat peraga atau peragaan yang berupa perbuatan atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Sebagai contoh jika guru akan menerangkan bagaimana orang: berkedip, mengengadah, melambaikan tangan, membaca dan sebagainya, maka tidak perlu menggunakan alat peraga. Tetapi ia memperagakan.[4]
C. Manfaat Dan Tujuan SIM Sarana Dan Prasarana:
Manfaatnya antara lain:
- Menyiapkan data dan informasi dalam rangka menentukan dan menyusun rencana kebutuhan barang.
- Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan atau pedoman dalam pengarahan pengadaan barang
- Memberikan data dan informasi untuk deijadikan bahan atau pedoman dalam penyaluran barang
- Memberikan data dan informasi dalam menetukan keadaan barang (tua, rusak atau kebih) sebagai dasar sebagai dasar ditambah atau dikuranginya barang
- Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan pengendalian barang
- Memberikan data dan imformasi dalam rangka pengontrolan dan pengevaluasian saran prasarana dalam sebah lembaga tersebut. [5]
Tujuan sistem informasi sarana prasarana antara lain:
- Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan melalui sistem perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama. Dengan perkataan ini, melalui manajemen sarana dan prasarana pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang didapatkan oleh sekolah adalah sarana dan prasarana yang berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan sekolah, dan dengan dana yang efisien.
- Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepat dan efisien.
- Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai dalam setiap diperlukan oleh semua personel sekolah.[6]
Dengan demikian, mengenai tujuan system informasi sarana dan prasarana dapat di simpulkan yakni memberikan pelayanan secara professional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Sadiman Arief dkk.(2007) Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Syahril. (2005), Manajemen Sarana dan Prasarana, Padang : UNP PRESS
Undang-Undanng Sistem Pendidikan Nasional No. 02 tahun 1989
Undang-Undanng Sistem Pendidikan Nasional No. 02 tahun 1989
Bafadal. Ibrahim, (2003), Seri Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Manajemen Perlengkapan SEokolah Teori dan Aplikasi, Jakarta : PT Bumi Aksara
FOOTNOTE
- http://www.academia.edu/ di akses pada hari selasa.pada tanggal 15 Mei 2019. Waktu: 09.33 WIB
- Mulyasa, 2007: hal 49
- Subari, Supervisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), Cet. I, hlm. 95 di akases pada hari senin tanggal 14 november 2016 puku 12:30 WIB
- Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Materii!, (Jakarta: PT. Prima Karya, 1987), hlm. 1495 di akases pada hari senin tanggal 14 november 2016 puku 09:35 WIB
- http://mursalinpintar.blogspot.com/.diakses pada hari rabu 15 Mei 2019 pada jam: 11:50 WIB
- Sadiman Arief dkk., Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, danPemanfaatannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), Cet. 1 Hlm. 6 di akses pada hari senin tanggal 14 november 2016 pukul 12:38 WIB.
0 Response to "Sistem Informasi Sarana Dan Prasarana Pendidikan"
Post a Comment